Saya Sekar Arum Wijatinik status saya sekarang sebagai mahasiswa di salah satu Universitas ternama di Yogyakarta. Saya ingin berbagi pengalaman yang pernah saya hadapi dalam hidup ini. Juga saya akan memaparkan bagaimana saya menyelesaikan masalah saya tersebut, sehingga nanti saya akan memberi sedikit tips untuk anda jika memiliki masalah yang sama juga dengan saya.
Sebagai manusia saya juga memiliki masalah sehari-hari seperti manusia lain pada umumnya. Mungkin masalah yang saya punyai ini berbeda dengan masalah anda-anda hadapi, tapi tidak menutup kemungkinan maalah yang kita hadapi itu sama. Maka dari itu saya akan bercerita pada anda, berbagi pada anda semua tentang maslah saya.
Masalah yang saya hadapi kini yaitu ketidak beranian untuk mencoba (memulai) sesuatu. Saya tidak berani mencoba mungkin karena takut akan kegagalan, dimana sebenarnya pepatah “kegagalan adalah awal dari kesuksesan” itu tidak salah. Setidaknya saya berani mencoba, saya mungkin akan meraih sukses sekarang ini. Tapi karena saya tidak berani mencoba, saya sekarang ini hanya biasa-biasa saja. Biasa sebagai manusia normal pada umumnya. Mungkin kalau saya mau mencoba mau berusaha saya akan jadi lebih dari pada orang normal lainnya, diatas mereka-mereka itu. Disini, yang saya maksud manusia normal pada umumnya adalah orang-orang yang kehidupannya tidak terlalau santai juga tidak terlalu sibuk, juga tidak terlalu bodoh djuga tidak terlalu pintar dan tidak orang terlupakan juga tidak orang populer. Ya, orang normal kebanyakan lah.
Menuju ke pengalaman. Dahulu saya pernah mengalami, waktu itu saya berani mencoba melakukan memulai sesuatu waktu itu saya berani merenung selagi yang lain belum melakukan apa-apa, berani berfikir saat orang lain baru merenung, berani bertindak disaat orang lain baru berfikir. Kenyataannya saya akhirnya bisa menjadi lebih baik dari mereka, lebih baik dalam hal keaktifan dikelas,dalam kegiatan sekolah seperti ekstrakulikuler dan dalam akademis yang diukur dari ujian semester. Tentunya saya tidak melangkah sendiri waktu itu, saya melangkah bersama orang (teman-teman) yang berfikir maju dan teman-teman lainnya kebanyakan. Saya bersama teman yang berfikir maju tersebut mendapatkan ranking sedangkan teman lainnya kebanyakan mendapatkan rangking setelah kami sampai yang paling akhir. Saya merasa bangga tentunya, itu saya pertahankan sampai saya lulus SMP.
Waktu itu saya lulus SMA tidak langsung kuliah saya sempatkan kursus komputer satu bulan untuk menunggu turunnya ijasah. Setelah kursus saya juga tidak langsung mendaftar kuliah dikarenakan banyak faktor, selain belum ada biaya juga masih bingung mau pilih masuk mana prodi apa dan waktu itu saya masih sering kambuh-kambuhan sakitnya. Disela-sela saya sakit, saya sempat juga kerja bantu-bantu ditoko milik saudara yang sudah lama tidak buka. Semenjak saya buka toko dan lumayan rame, setelah saya pensiun karena mendaftar kuliah ada yang mendaftar sebagai karyawan baru pengganti saya. Sampai sini saya simpulkan, bahwa bila kita mau mencoba memulai kita pasti keadaannya menjadi lebih baik. Seperti contoh diatas, kita bisa menjadi lebih pintar atau mendapat ranking jika kita mau lebih rajin belajarnya dibanding yang lain dan juga dari saudara saya yang tokonya mau dibuka untuk saya bekerja disana dia akhirnya mendapat input lagi dari penjualan tokonya tersebut.
Ada pengalaman lagi. Ketika saya sudah SMA saya tidak seperti itu lagi, saya ingin merasakan sebagai anak normal kebanyakan. Ya itu tadi seperti yang telah saya utarakan diatas, pintar tidak bodoh juga tidak. Ternyata, tidak enak. Banyak yang mengutarakan kekecewaan pada saya, yang lebih kecewa tentu saja orang tua. Tetapi setelah waktu berjalan mereka akhirnya bisa menerima itu, toh saya lulus dengan hasil murni pekerjaan saya sendiri walaupun nilai yang saya dapatkan sangat pas-pasan. Tidak seperti anak lain dimana mereka yang “main”, tapi nilai mereka mendekati sempurna. (maaf-maaf kata ni ya,,jika ada yang tersinggung. Tapi ini kenyataan yang ada). Memang membanggakan jika anaknya mendapat nilai yang hampir sempurna itu, tapi dengan nilai pas-pasan dimana yang murni hasil kerjakeras dan pekerjaan sendiri memiliki nilai kepuasan tersendiri. Tetapi tetap saja kurang memuaskan dan membanggakan, ibu saya saja secara terang-terangan jelas-jelas menyatakan kekecewaannya.
Dalam waktu setahun saya menganggur sebelum saya mendaftar kuliah itu saya sebenarnya ingin menjalankan usaha kecil-kecilan, yaitu usaha membuat accecories perempuan. Mulai dari kalung, gelang, bros, sampai gantungan kunci imut. Sehingga saya meminta modal dari orang tua, waktu itu saya meminta modal dari ibu. Saya meminta modal karena sewaktu saya kerja, gaji saya langsung saya berikan semua kepada ibu. Tetapi oleh ibu tidak dikasih, ibu juga menentang usaha yang akan saya jalankan mungkin ibu meragukan saya waktu itu takut kalau usaha saya gagal dan tidak bisa balik modal paling engak. Sampai sekarang pun saya ingin memulainya tetapi berkendala dengan modal tersebut, jika saya meminjam teman tidak mungkin apalagi saudara juga jika saya meminjam uang di bank tidak berani takut-takut prosedurnya susah dan rumit. Itulah alasan saya sampai sekarang tidak meneruskan tidak melaksanakan keinginan usaha saya tersebut. Andai saja waktu cuti setahun setelah kelulusan itu saya sudah memulainya, mungkin sekarang uang saku saya sudah tidak meminta orang tua lagi (saking sudah berkembangnya). Tapi saya sampai sekarang masih berkeinginan melakukan usaha tersebut, sekarang saya sudah memiliki tabungan yang cukup sehingga sudah memungkinkan untuk mencoba memulau usaha yang saya inginkan sejak lama, mudah-mudahan bisa berjalan lancar. Mohon do’anya ya... (jika saya sudah berhasil nanti, saya akan memberitahu kepada anda) Dari cerita diatas dapat disimpulkan, jika kita tidak mau mencoba kita tidak akan mendapat sesuatu keadaan yang lebih baik.
Kesimpilan secara keseluruhan
Sebaiknya kita jangan takut untuk memulai sesuatu, baik itu suatu usaha ataupun suatu pekerjaan. Jangan takut gagal dalam pekerjaan atau jangan takut bangkrut dalam memulai usaha. Jangan malas berusahalah hilangkan rasa malas, karena malas adalah akar dari ketidakberhasilan itu sendiri. Tanpa kita berusaha bagaimana dapat melihat, bagaimana dapat menilai kalau itu kita gagal atau bangkrut. Jangan juga takut dan ragu untuk memulainya lagi walaupun harus memulai dari awal atau dari nol. Jika kita takut atau ragu, kita tidak mendapatkan apa-apa. Tidak akan mendapatkan suatu yang berguna bermanfaat, tidak juga mendapatkan pelajaran dan pengalaman. Dikarenakan sesungguhnya “pengalaman adalah guru yang paling baik”, ”pengalaman juga guru yang paling sabar” dimana siapapun yang diajarkannya pasti menjadi orang yang berhasil dan orang yang lebih baik.
Tips-tips menghilangkan rasa malas dalam melakukan sesuatu rutinitas
1. Bagi tugas yang sedang dihadapi menjadi bagian – bagian kecil. Misalnya, ketika diberi tugas untuk mengerjakan laporan, anda bisa membagi pekerjaan itu dalam beberapa tahapan. Cara ini diharapkan akan membuat pekerjaan terlihat lebih sederhana dan ringan. Berikutnya adalah membuat skala prioritas pekerjaan yang akan dikerjakan terlebih dahulu. Tentu anda dapat memilih, pekerjaan mana yang lebih urgen dari pekerjaan yang lainnya.
2. Pikirkan hal menyenangkan dari pekerjaan yang anda tekuni. Ingat dan pikirkan kembali hal-hal menyenangkan yang kamu peroleh selama menekuni pekerjaan tersebut. Jadikanlah hal itu sebagai motivasi untuk kembali bersemangat dalam bekerja.
3. Tiru teman yang sangat mencintai pekerjaannya. Selama hal tersebut positif, contohlah perilaku rekan kerja anda. Perhatikan atau berbagi mengenai caranya mengatasi beban pekerjaan yang begitu berat. Jadikan cara jitunya sebagai inspirasi bagimu untuk menambah motivasi bekerja.
4. Manfaatkan jatah cuti. Refreshing adalah langkah cepat dan tepat dalam menghilangkan rasa jenuh. Manfaatkan jatah cuti yang diberikan kantor dan lakukan liburan singkat yang dapat membuatmu rileks serta kembali segar.
5. Rencanakan masa depan dan jangka panjang. Saat mengalami fase jenuh, inilah waktu yang tepat bagi anda untuk melihat dan menata kembali rencana masa depan anda. Apakah anda akan tetap bertahan pada pekerjaan tersebut atau akan pindah ke bidang lainnya. Rencana masa depan yang jelas, dapat menjadi motivasi untuk meningkatkan semangat kerja. Misalnya, pada beberapa tahun kedepan anda ingin memangun usaha sendiri, oleh karena itu, pada saat ini anda harus giat bekerja untuk mengumpulkan modal usaha.
6. Nikmati pekerjaanmu. Dengan menikmati bidang pekerjaan yang anda tekuni, pekerjaan seberat apapun akan terasa ringan. Namun, jika bekerja secara terpaksa, maka pekerjaan yang ringan akan menjadi berat dan pekerjaan yang berat akan semakin berat.
7. Beri penghargaan kepada diri sendiri atas setiap tahapan tugas yang telah selesai dikerjakan agar memberikan energi yang positif dalam diri, yang akan sangat membantu menjaga semangat kerja. Misalnya, membeli apa yang ingin dibeli terutama barang yang berguna dan sangat dibutuhkan pada saat ini.
